Batik Gedog dari Tuban, merupakan salah satu khasanah batik Nusantara. Kendati tidak setenar batik Solo, Jogya atau Pekalongan — batik gedog dari Jawa Timur ini tetap sarat akan makna. Baik yang bersifat filosofis maupun kekuatan ekonomis. Ini terlihat pada motif-motif yang unik.
Dalam buku Batik Fabled Cloth of Java karangan Inger McCabe Elliot dikatakan sebenarnya batik Tuban mirip dengan batik Cirebon pada pertengahan abad ke-19. Kemiripan ini terjadi pada penggunaan benang pintal serta penggunaan warna merah dan biru pada proses pencelupan. Namun ketika Kota Cirebon perubahan dramatis dan diikuti dengan perubahan pada batiknya, batik Tuban tetap seperti semula.
Salah satu ciri khas batik gedog dari Tuban adalah serat benangnya yang kasar. Menurut Aslichah, seorang pedagang batik gedog Tuban, biasanya perajin membuat tiga variasi ukuran kain tenun selain ukuran baku tersebut. Yakni panjang dua meter, tiga meter dan ukuran khusus untuk taplak atau keperluan lainnya. Selain panjang kain yang beragam, setiap kain juga memiliki kerapatan yang berbeda. Struktur tenunan yang merangkai kain itu akan menentukan bentuk perlakuan yang akan diterima oleh kain selanjutnya. Misalnya kain seser yang mempunyai kerapatan rendah. Jalinan benang penyusun kain tersusun jarang-jarang sehingga terdapat celah antarbenang yang berbentuk kotak-kotak. Akibatnya kain seser ini tidak dapat diberi motif batik seperti yang saat ini sedang dikembangkan oleh para perajin.
“Kalau mau dibatik, mending buat tenun putihan saja yang tenunnannya rapat dan kainnya lemas,” kata Aslicah. Yang juga menjelaskan bahwa sulur warna-warni dalam selembar kain yang dihasilkan tergantung pada benang, jadi bukan dari celupannya. Setiap kali menenun, setiap benang sudah diberi warna sendiri. Sehingga warna yang dihasilkan dalam setiap helai kain merupakan ‘warna asli’ kain itu.
Hal ini berbeda dengan beberapa jenis kain tenun yang pewarnaannya dilakukan usai kain selesai ditenun. “Khusus untuk tenun gedog batik, proses pembatikan dilakukan setelah kain putihan selesai ditenun. Prosesnya sama seperti membatik kain biasa,” tambahnya.
Guna memperoleh warna batik yang sangat alami, bisa dilakukan dengan inovasi alami. “Semua daun, pohon serta tumbuhan, merupakan sumber warna alam. Ciri khas batik gedog warnanya nila, agak kegelapan sebagai identitas batik gedog. Sedang motif yang tetap abadi adalah panjiori, kenongo, uleren, ganggeng, panji krentil, panji serong dan panji konang. “Tapi konon batik panji krentil, panji serong dan panji konang adalah batik yang dikenakan pangeran. Batik panji krentil berwarna nila diyakini bisa mengusir penyakit,” kata Aslicah.
Rabu, 22 April 2009
batik khas Tuban ( batik gedog )
Diposting oleh yudhachese di 23.15 0 komentar
pemandian bekti harjo
Mata air dan kolam renang di bawah pepohonan rindang di selatan kota Tuban(kota tuak) bagi orang yang pernah menghirup udara Tuban pasti mengenalnya..itulah SENDANG BEKTIHARJO. Ini juga merupakan salah satu unggulan tempat wisata bagi pemkab Tuban.Berbagai fasilitas telah di bangun di tempat ini. Mulai dari area parkir , los pedagang , area bermain , rumah makan , sampai kolam renang khusus anak-anak pun telah tersedia.Dengan tiket masuk antara Rp.1000,- s/d Rp. 2000,- kita sudah bisa menikmati keindahan kenyamanan dan keasrian telaga atau sendang bektiharjo ini.
Tempat ini selalu mengingatkan kita saat project TPPI berlangsung.Berkumpul di base camp maulana malik ibrahim, para bujang meluncur ke bekti untuk mencari pencerahan dan penyegaran badan.Raut muka bercahaya mata berbinar sambil menebar pesona sesampainya di pemandian adalah hal biasa yang kita lakukan ( maklum njomblo,red ).Apalagi hari minggu atau saat anak anak SMUNSA latihan renang hemh..suatu hal yang tak terlupakan untuk mengingat kebersaman dan kekelurgaan T-lab .Pura pura belajar renang , sambil menyelam kita meluncur dan saat menyembul tepat di tengah kerumunan cewek cewk itu ahh..suueeger !! airnya ( hush..!! haram..,red ). Tempat ini juga cocok untuk arena rekreasi keluarga ,tetapi harap hati hati bagi yang mempunyai anak kecil khususnya yang minum susu memakai botol dot. Saya pernah berlari lari mengejar monyet yang tiba tiba “menjambret” botol susu yang dipegang Akhdan. Tahu dikejar Si Monyet langsung naik ke pohon dan teriak kegirangan karena mendapat jarahan special susu BMT morinaga beserta botol nya..aaajiippp man..!!! Tapi lepas dari itu semua ,pemandian bektiharjo adalah salah satu dinamika kota Tuban yang tak mungkin terlupakan.Disamping sebagai tempat wisata, mata air bektiharjo juga di manfaatkan PDAM Tuban sebagi salah satu sumber air untuk konsumsi masyarakat Tuban.Walaupun tanpa treatment terlebih dahulu air tersebut langsung dialirkan kerumah rumah masyarakat Tuban. Mungkin bagi orang awam itu tidak masalah , tapi bagi kita yang tahu ilmu kimia air dengan kandungan kapur setinggi itu..ogah untuk diminum.Tapi disinilah letak keadilan ALLAH SWT , toh orang Tuban gak ada yang sakit gara gara minum air tersebut , mungkin karena mereka tak kuat beli air mineral / isi ulang seperti kita maka mereka di beri kekebalan alami oleh ALLAH.
Silahkan bagi yang masih penasaran dan kangen dengan suasana pemandian BEKTIHARJO , meluncurlah setiap saat kesana.Dari perempatan kapur Tuban ke arah selatan kurang lebih 7km anda akan menemukan eksotika nuansa alami pemandian BEKTIHARJO.Tempat yang akan kita ingat sepanjang masa ,disinilah aku pernah menapakkan kaki , menapakkan kaki di bumi RONGGOLAWE
Diposting oleh yudhachese di 23.07 0 komentar
kwan sing bio
Tempat ibadah umat tionghoa yang terletak di jalan RE Martadinata utara kota Tuban, memiliki keunikan tersendiri selai letak peribadatan yang langsung menghadap laut terdapat pula gapura pintu masuk yang diatasnya terdapat seekor kepiting raksasa. menurut sejahrahnya kepiting tersebut menggambarkan petunjuk dimana klenteng harus dibagun karena pada saat itu ” Kwan Sing Bio” minta pindah dari klenteng lama di Tambakboyo desa yang terletak di sebelah barat kota Tuban yang berjarak sekitar 20Km dari klenteng yang sekarang. banyak wisatawan asing yang sering berkunjung, baik untuk mencari berkah dengan beribadat juga untuk rekreasi. setiap tahun kelahiran Kwan Sing Bio diadakan pesta yang meriah dengan nuansa kental tionghoa, seperti barongsai, kirab patung dewa serta bakti sosial. maka dari itu jika anda berkunjung ke Tuban jangan lupa mapir untuk menikmati keunikan klenteng Kwan Sing Bio.
Diposting oleh yudhachese di 22.57 0 komentar
Dari sowan langsung saja kita ke nglirip,tepatnya terletak dikecmatan montong, sekitar ± 25 km dari pusat kota tuban, wisata nglirip merupakan wisata air terjun yang termasuk salah satu tempat wisata yang dijadikan sebagai sundtrak film yang dibintangi oeh bintang terkenal H. Roma irama, dalam judul PENGORBANAN. Disamping itu pemandangan air terjun ini sangat indah di nikmati,apalagi kalau diperhatiakan betul-betul,air terjun ini seperti sebuah tarian ysng sangat indah,disamping keindahanya tempat wisata ini juga menyinpan mitos yang sudah sangat melekat di masyarakat mitos tersebut adalah apabila ada sejoli yang datang kesitu maka tidak lama kemudian hubungan mereka akan berakhir,entah mitos ini benar apa tidak, tapi yang jelas saya punya teman yang benar-benar menaglami hal tersebut. Disamping mitos tersebut, beredar pula cerita dimasyarakat yang megatakan bahwa sebenarnya dibalik air terjun tersebut terdapat Goa yang besar, yeng dulunya goa tersebut ditempati oleh seorang putri yang sedang menunggu kekasihnya yang pergi,dan sampai saat ini katanya putrid tersebut masih manunggu dan kadang-kadang muncul ditengah-tengah masyarakat,baik itu sedang belanja atau yang lainnya.Rute : Dari arah Tuban kota naik angkutan jurusan montong lalu ganti angkutan jurusan singgahan,Turun di NgliripDari jatirogo naik angkutan turun Pertigaan Singgahan lalu naik angkutan jurusan Montong turun di Nglirip
Diposting oleh yudhachese di 22.20 0 komentar
industri di tuban
Ketika anda mendengar kata “Kota Industri”, pikiran anda langsung membayangkan keadaan yang tandus dan penuh dengan limbah pabrik. Namun jangan membayangkan itu pada Tuban, walaupun Tuban kini juga kota industri, namun kehijauan nya masih terawat. Di Tuban terdapat banyak pabrik, diantaranya pabrik Semen Gresik yang terdapat di Kerek, TPPI di Jenu, Wood Center, dan Kilang minyak pertamina di Singgahan. Tuban juga memilki 49.210,65 ha kawasan industri namun di Tuban juga terdapat 54.638,7 ha kawasan hutanlebih besar kawasan hutannya kan?, Dari situ dapat kita simpulkan bahwa Tuban itu kota industri ang masih hijau dan bebas polusi. Selain itu Tuban juga masih kota yang agraris, karena masih banyak warga nya yang menjadi petani. Dengan begitu masih banyak pula sawah yang tersebar di seluruh wilayah Tuban. Itu akan membuat Tuban semakin hijau dan asri dalam kemajuan industri yang pesat.
Diposting oleh yudhachese di 22.17 0 komentar
Senin, 20 April 2009
TUBAN YANG KAYA AKAN WISATA
Ngerong terletak di kecamatan Rengel,30 km selatan kota Tuban.Obyek wisata ini menawarkan keindahan aliran sungai yang kengalir dari dalam goa. Air disungai ini tidak pernah kering meskipun saat musim kemarau. Anda juga dapat berenang bersama ratusan ikan dengan berbagai jenis yang ada dalam sungai tersebut.Bukan hanya itu saja , didalam goa tersebut juga di huni oleh ribuan kelelawar .selain itu wisatawan yang mengunjungi juga dapat membeli makanan ikan lalu memeberi makan ikan - ikan yang ada di goa ngerong .Untuk menjangkau lokasi tersebut sangatlah mudah, karena obyek wisata ini terletak persis di jalan raya Tuban- Bojonegoro.
Selain Goa ngerong masih terdapat lagi obyek wisata yang tidak pernah sepi pengunjung,yaitu Makam Sunan Bonang.Sunan Bonang merupakan salah satu dari wali songo, penyebar agama islam di pulau Jawa. Setiap hari Makam Sunan Bonang dikunjungi oleh para peziarah.Pada saat-saat tertentu jumlah wisatawan yang datang bisa mencapai seratus kali lipat dari hari-hari biasanya.Misalnya saat haul Sunan Bonang yang diperingati setiap malam Jum’at wage,bulan Syuro.Makam Sunan Bonang terletak di sebelah selatan masjid Agung Tuban atau sebelah barat alun-alun kota Tuban .
BERIKUT KUTIPAN SEJARAH SUNAN BONANG
Sunan Bonang adalah putra dari Sunan Ampel. Beliau adalah putra keempat dari perkawinan Sunan Apel dengan Dewi candrawati binti Brawijaya Kertabhum. Dengan demikian Sunan Bonang yang bernama asli Raden Makdum itu masih cucu raja majapahit.
Sesudah belajar ilmu di negeri pasai bersama Raden Paku,Raden Makdum Ibrahim berda’wah si daerah Tuban dengan menggunakan kesenian rakyat yang di sebut Bonang. Bonang adalah sejenis gending atau besi atau kuningan yang ditonjolkan di bagian tengahnya. Bila tonjolan itu dipukul dengan kayu lunak akan timbul suara yang merdu. Pada waktu itu bunyi demikian ini sudah sangat mengasyikan terdengar di telinga para penduduk . Lebih-lebih yang membunyikan Bonang itu adalah Waliullah,maka bunyinya mempunyai pengaruh luar biasa sehingga banyak pendududk yang berbondong-bondong ingin menyaksikan dan mendengar dari dekat.
Banyak penduduk yang ingin belajar membunyikan Bonang semerdu Raden Makdum Ibrahim,mereka juga ingin melagukan tembang(nyayian) yang diciptakan Raden Makdum Ibrahim sendiri. Nyayian itu berisikan pookok-pokok ajaran agama Islam. Jadi tanpa terasa para penduduk Tuban belajar agama Islam melalui kesenian mereka sendiri.
Murid-murid Raden Makdum Ibrahim ini sangat banyak,baik murid yang berada di Tuban,Jepara,Bawean dan Madura. Karena kepandaiannya membunyikan kesenian bernama bonang maka Raden Makdum Ibrahim kemudian disebut Sunan Bonang.
Sunan Bonang terkenal sebagai ulama besar yang berilmu tinggi,sabar dan santun terhadap sesama manusia walaupun berbeda agama.
Pada suatu hari ada seorang Brahmana yang mendengar kehebatan dan ketinggian Sunan Bonang, Brahmana itu bermaksud menantang Sunan Bonang untuk mengadu ilmu. Dia berlayar ke Tuban. Tapi ketika perahunya mendekati pantai Tuban tiba-tiba diserang ombak besar. Perahu Sang Brahmana terbalik,puluhan kitab tebal-tebal yang sedianya di bawa untuk berdebat dengan Sunang Bonang tenggelam di dasar laut.
Brahmana itu sendiri terdampar ke tepi pantai dalam keadaan pingsan. Ditepipantai dia kebingungan setelah sadarkan diri. Tak tahu dimanakah dia sekarang berada.
Brahmana itu celingukan ke sana ke mari. Suatu ketika di lihatnya seorang berjubah putih berjalan sembari membawa tongkat. Brahmana itu mandekat dan bertanya “Tuan apakah nama tempat ini?”
Orang berjubah putih itu menancapkan tongkatnya ke tanah,ketika dicabut lagi ada air mengucur di lubang tongkat itu. Makin lama air yang muncrat semakin banyak. Tanpa sadar si Brahmana mengucapkan “tuban” maksudnya metu-banyu atau keluar air .
“ya daerah ini memang di namakan Tuban!”sahut orang berjubah putih.
“Oh,jadi saya sudah sampai di Tuban!”gumam orang itu.”Dimanakah saya dapat bertemu dengan Sunan Bonang?”
“Untuk apa Tuan mencari Sunan Bonang?”si orang berjubah putih balik bertanya.
“Saya akan mengajak nya adu kepandaian,tapi saying kitab-kitab yang saya bawa telah tenggelam ke dasar laut”,kata orang itu
“Tuan masih menginginkan kitab-kitab itu ?”Tanya orang berjubah putih.
“Ya,tentu saja. Tapi sudah tidak mungkin.siapa yang sangggup mengambil kitab itu dari dasar samodra?”sahut sang Brahmana.
Orang berjubah putih itu menundingkan tongkatnya kea rah lubang air yang memancar tiba-tiba muncullah kitab-kitab milik sang Brahmana yang taddinya tenggelam di dasar samodra.
“Inikah kitab Tuan ?”Tanya si orang berjubah putih.
“Benar,itu adalah kitab-kitab saya.”sahut orang itu dengan wajah penuh tanda tanya. Benar –benar tak disangka apabila orang berjubah putih itu dapat mengambil kitab-kitabnya yang tenggelam. Hanya orang yang berilmu tinggi dan dekat kepada Allah SWT.yang dapat melakukannya.
“siapakah sebenarnya Tuan ini?”tanya sang Brahmana.”orang menyebut saya Sunan Bonang.”kata orang berjubah putih yang memang Sunan Bonang sendiri adanya.
Serta merta sang Brahmana menjatuhkan diri berlutut di hadapan Sunan Bonang.
“jangan bersujud pada sesama manusia,itu tidak boleh kata Sunan Bonang.
“saya mohon maaf karena mempunyai niat buruk terhadap Kanjeng Sunang .sudikah menerima saya sebagai murid.”
Demikianlah akhirnya sang Brahmana menjadi murid Sunan Bonang . dan ikut menyebarkan agama Islam di daerah asalnya.
Ada suatu keanehan. Makam Sunan Bonang ada di dua tempat ,satu di sebelah barat Masjid Agung Tuban. Satunya lagi berada di pulau Bawean. Kisahnya demikian, Sunan Bonang wafat di pulau Bawean. Oleh murid-muridnya yang berada di pulau Bawean bermaksud dimakamkan di Bawean. Tetapi murid-murid yang berasal dari Tuban tidak setuju. Pada malam harinya penjaga jenazah Sunan Bonang di isrep dengan dengan sebuah ilmu gaib sehingga penjaga itu tertidur lalu jenazah Sunan Bonang di bawa dengan perahu menuju kota Tuban.
Anehnya, esok harinya ternyata jenazah Sunan Bonang yang di bawean masih ada .hanya kain kafan yang tadinaya ada dua sekarang tinggal satu.
Jenazah yang dibawa ke Tuban juga masih ada.hanya saja kain kafan yang tadinya ada dua dan yang di kenakan ditubuh Sunan Bonang sekarang tinggal satu.
From : buku”Kisah Wali Songo. ::baca selengkapnya..
Diposting oleh yudhachese di 00.14 0 komentar
Jumat, 17 April 2009
senangnya bersekolah ,berpramuka dan berorganisasi
fasilitas yang ada di kota - kota di smpn 1 plumpang banyak melakukan renofasi - renofasi yang men jadikan siswa - siswi smpn 1 plumpang bersemangat dalam menuntut ilmu, selain fasitas nya yang baik disini juga unggul dalam berprestasi baik dari wilayah kecamatan maupun dalam kancah kabupaten terutama dalam bidang kepramukan maka dari saya juga sangat senang mengikuti kegiatan pramuka disekolah karena pramuka disekolah saya sudah terkenal didalam maupun diluar lingkup kabupaten tuban oleh karena itu saya bercita - cita memajukan pramuka smpnn 1 plumpang agar dapat lebih baik melalui keikut sertaan saya dalam anggota dewan kerja penggalang smpn 1 plumpang. saya sangat menyukai para pembinan disini karena menurut saya mereka sangat berpengalaman dalam hal kepramukaan ,mereka juga mau menurunkan pengalaman mereka kepada adik - adik nya agar mereka bisameneruskan perjuangan kakak- kakak mereka dan membawa nama baik sekolah disini juga memiliki aturan - aturan yang cukup banyak dan memiliki TIM PENEGAK DISIPLIN ( TPD ) yang siap membantu untuk menegakan kedisiplinan seluruh siswa - siswi smpn 1 plumpang , TPD juga bekerja dlm bidang PKS ( patroli keamanan sekolah ),PMR(palang merah remalja ),PASKIBRA (pasukan pengibar bendera) dlm masing - masing bidang ada pembinanya contoh : TPD dilatih oleh bpk. Gatot subroto , PKS dilatih oleh bpk. Subekti wahono , PMR dilatih oleh ibu Desi setyorini ,dan PASKIBRA dilatih oleh bpk. Beny pamiyanto . pembina tersebut bekerja sama untuk mendidik TPD supaya lebih baik dalam bekerja dan dapat menjadi contoh untuk siswa - siswi smpn 1 plumpang
Diposting oleh yudhachese di 20.15 0 komentar